Sabtu, 21 Juli 2012

You're Always Mine

"Hoahh.... Good morning world" Teriakan ku ketika bangun tidur. Hari pertama sekolah dan menjadi anak kelas 12, murid baru juga, ga kenal siapa-siapa juga. Rasanya malas sekali aku pergi ke sekolah tapi inilah aktifitas ku. Namaku Risdiana Tri Sari, biasa dipanggil "Diana". "Diana.... cepet turun ayo kita sarapan dan segara menuju sekolah supaya tidak terlambat" Itu pasti teriakan mama aduh mama bawel banget. Setelah sampai disekolah. Aku hanya berdiam diri karena aku tak mengenali semua murid-murid disini. Namanya juga anak baru jadi mau kenal sama siapa. Kemudian guru jam pelajaran pertama pun masuk. "Ibu dengar disini ada anak baru coba kamu maju kedepan dan perkenalkan dirimu" Kata ibu guru. Ini adalah saat-saat yang aku benci, benci sekali kalau harus memperkenalkan diri ke teman-teman baru tapi kalo tidak seperti ini mana bisa aku mendapatkan teman baru. "Hai nama gue Risdiana, biasa dipanggil Diana pindahan dari Bandung" Kataku untuk memperkenelkan diriku. "Oke silahkan duduk diana, kita akan memulai pelajaran" Kata ibu guru. Hapsssssss, udah setengah tahun jd anak baru, udah lumayan punya banyak temen juga sih. Temen dekat dikelasku adalah Adel. Adel sering cerita kalo dia lagi suka sama 'Dhika' dia bilang anaknya lumayan, dia juga sering sms-an sama dhika. Dan, yang paling penting aku tidak tahu yang mana Dhika itu. Akhirnya aku mengetahui Dhika itu siapa, lumayan sih bener kata adel, Tapi 'gak asik banget' masa aku memikirkan dhika terus jelas-jelas dhika sedang bersama adel, dan adel sangat mencintai dia. Aku melihat dhika sedang bersama teman dekatnya Raffi. Aku melihat raffi sangat 'wow' aduh dia aduh rasanya ingin terbang saat melihat dia. Kapan ya aku bisa berkenalan dan dekat dengan dia. '1 New Message' itulah saat aku mengaktifkan handphone ku. Tetapi aku malas untuk membukanya karena aku fikir pasti itu adalah 'operator' yang memberi pesan. Setelah aku lihat lagi ada 10 pesan, dan segera aku buka, karena tak biasanya ada banyak pesan seperti ini. Pesan itu semua dari nomor yang aku tidak ketahui dan pesan yang paling mengejutkan adalah "Na, ini gue rafi kenapa lo ga bales2 sih, gue nungguin banget balesan lu, please na please" Ini raffi yang aku lihat tadi bersama dhika, aduh tidak mungkin rasanya. Lihat aja baru tadi. Kemudian aku segera membalas sms raffi. "Sorry raf bukannya gak mau bales tapi gue kira tadi operator yang sms makanya gue matiin lagi handphonenya, ini rafi temennya dhika kan?" Balasan pesan singkat ku. Sambil menunggu balasannya aku menyalakan laptop ku dan men-search tentang rafi "It's time to stalkerB-)" itu adalah moto hidupku mungkin. '1 new message' Sepertinya raffi sudah membalas pesan ku. "Ohaha kirain situ gamau bales sms gue, iya gue temennya dhika kok tau gue deh?" itu adalah balasannya. Ohiya dia kan tidak tahu kalau aku mengenal dia. Aku harus beralasan apa ini. Oiya berhubung Adel kan pacaran sama Dhika jadi bilang aja kalo Adel pernah cerita kalo Dhika punya teman dekat namanya Raffi. "Hehehe guekan gasombong masa gabales sms orang yang pengen tau gue;) iya gue tau lu dari pacarnya Dhika tau kan pacarnya Dhika siapa hehe" itulah balasan pesan singkat ku ke Raffi. Sudah 1 bulan aku dekat dengan Raffi, sudah seperti orang 'berpacaran'. Tetapi ini mungkin saatnya aku harus melupakan Raffi. Raffi sudah berpacaran dengan Adik kelas 'Terbadai' Disekolah ini. Yapsss, it's so hurt but i must strong. Dasar lelaki jahat ketika sedang dekat-dekatnya dia malah hrgghh lupakan. '2 new messages' what? 2 messages... aku segera membuka pesan pesan yang datang untukku. Pesan pertama dari Adel yang isinya "Be patient beloved{}" dan yang kedua adalah Dhika. Dhika? Dhika? Aku terkejut mengapa dia meng-'sms' ku. "Diana..... jangan sedih cowokan masih banyak gak cuman raffi aja, lupain ya raffinya" Pesan singkat itu membuatku terkejut. Aku segera membalas pesan dari Adel. "Thankyou Del{}, del you're broke up with dhika?" Balasan ku yang sangat menyeramkan jika itu salah. Dan tidak lama Adel membalas pesan singkat ku. "Emmm.... That's right, i'm broke up with him:(" itulah balasan pesan singkat adel. Benar dugaanku. Aku langsung menelfonnya dan setelah berjam-jam bercerita. Dia bilang dia putus karena Alasan yang tak jelas, tetapi Adel tidak terlalu sedih. Baguslah kalau seperti itu. Nanti malam ada birthday partynya Carissa, hap katanya acara ini lebih bagus kalau punya 'Pasangan' ya tapi aku tidak punya. Adel aja yang baru tidak lama putus udah punya yang baru, but me? huh. *tin...tin* Sepertinya bunyi klakson mobil. Aduh siapa ya kok tumben ada yang kelaksonin rumahku. "Diana..... ada temennya jemput tuh" Teriakan mama. Hah? Jemput..... seingatku aku tidak meminta siapapun untuk menjemput ku niatnya kan ingin naik Taksi. Sudah rapi yasudahlah aku turun kasihan yang ngejemput tiba-tiba itu nungguin. Setelah aku lihat dari tangga yang menjemput ku adalah 'Dhika' what Dhika?. "Dhik, kok jemput ga bilang-bilang tau rumah gue juga darimana?" kataku yang agak terkejut. "Haha gaperlu tau udah ayo buruan udah telat dandan aja lama" kata Dhika. Pemikiran ku didalam mobil adalah Bagaimana perasaan Adel nanti kalau dia tahu aku pergi bersama Dhika. Setelah sampai aku melihat Adel dengan muka yang sedikit marah padaku walaupun dia sudah memiliki pasangan baru. "Heh cewe tenang aja Adel gabakal marah, gue nanti yang urusin semuanya okay, sekarang lu sama gue kan ini partynya lebih seru kalo ada pasangan berhubung kita berdua sama-sama ga punya pasangan mending kita pasangan aja okay" Kata Dhika yang membuatku terkejut. Tapi malam ini kuakui Dhika sangat keren sekali. Ketika acara tiup, make a wish dan potong kue selesai. Dhika mengajak ku duduk di dekat kolam renang dan mengajak ku berbicara. "Na, gue kali ini serius mau gak lu jadi cewe gue, gue suka sama lu?" Kata Dhika, aku tak terkejut aku hanya mengira ini candaan dan aku hanya tertawa. "Na.... jangan ketawa gue serius mau gak jd cewe gue? Kata Dhika yang agak melas. "Oh ini serius gue kira bercanda hahaha cuman suka kan? yah suka masa gak setia males kali" Kata gue yang masih agak bercanda. "GUE SAYANG LU NA SAYANG BANGET DARI DULU NA PLEASE LU MAU KAN JADI PACAR GUE?" Teriakan Dhika dan membuat semua orang yang di party kaget terutama Adel. Aku langsung melihat Adel dan Adel hanya tersenyum dan bilang "Terima na". Aku binggung tapi tanpa fikir panjang Aku langsung menerima Dhika. Sebenernya berat hati aku nerima Dhika ga berat sih maksudnya ada yang disayangin aja kita beda agama. Tapi yakin aku yakin pasti nanti tidak terjadi apa-apa. *1 Tahun Kemudian* Yaps Our Anniversarry Dhika. Genap kita 1 Tahun. Tapi hal yang paling menyakitkan adalah Aku harus kuliah di Australia. Dhika sangat kecewa tapi kita berdua yakin kalau kita berdua masih saling setia walaupun kita bakal menjalani "Long Distance Relationship". Saat berkumpul bersama keluarga tiba-tiba mama bertanya "Na, you have a boyfriend?" Kata mama. "Aduh mama mentang-mentang aku mau kuliah di luar mama pake bahasa inggris segala haha" Kata ku mengalihkan pembicaraan karena aku takut mengakui jika aku telah memiliki pacar. "C'mon darl you must tell your mother if you have a boyfriend" Kata mama yang lagi-lagi menggunakan bahasa Inggris. "Yeah mom! I already have a boyfriend but different religions i'm so sorry mom" Kata ku yang sedikit takut. Mama kayaknya kecewa dengar kata ku tadi aduh please mom don't be angry. Ketika aku ingin menuju Australia tempat hidupku beberapa tahun kedepan nanti. Aku melihat Dhika datang untuk menemui ku karena akan jarang sekali nanti kita bertemu, paling hanya lewat Skype kita bisa saling melihat. Mama melihat Dhika tapi untungnya mama tidak terlalu memasang muka marah, malah happy-happy aja sama Dhika hem bagusdeh. Yaps sudah 4 tahun dan sudah resmi aku menjadi sarjana baru arsitek lulusan Australia. It's time to go back to Indonesia and see my beloved boyfriend and mother. Tapi tiba-tiba ada telfon dari mama. Dan mama bilang setelah aku sampai di Jakarta nanti harus terakhir melihat Dhika dan mengakhiri hubungan dengan Dhika. Aku harus serius dalam pekerjaan ku nanti dan mencari pasangan yang se 'iman'. Mom you already success make me stressed and sad. Tapi bener kata mama. Udah kuliah jauh-jauh kalau tidak serius kerjanya nanti buat apa. Setelah sampai di Jakarta aku melihat Dhika menjemput ku hanya Dhika. "Hi, beloved i miss u very much, cie udah jadi sarjana luar negeri. Ada kecantol sama bule Australia gak tuh hahaha" Kata Dhika yang bikin aku ketawa. "Yaudah yuk kita pulang sayang, kita habiskan waktu kita setelah bertahun-tahun udah gak ketemu" Kata Dhika. Oke aku menerima ajakan Dhika. "Hari ini aku seneng banget na, ternyata kamu gak berubah aku sayang banget sama kamu na, janji ya nanti kamu bakal jadi istri aku nanti" Kata Dhika yang agak mengejutkan. "Hahaha Dhik jodohkan gak kemana liat aja nanti" Itulah balasan ku dan Dhika pun hanya tertawa. "Na, aku tau kok sebenernya kamu lagi binggung kan, mama kamu gak suka sama aku karena kita beda agama?" Kata Dhika yang benar-benar mengejutkan mengapa Dhika bisa mengetahui masalah ku. "Iya dhik itu masalah bagiku, masalah yang teramat besar, besar buat aku dhik, aku binggung banget sama semua ini" Kata ku sambil meneteskan air mataku. "Jangan nangis sayang, demi kamu, aku mau kok pindah ke agamamu yang penting kita bisa terus bersama-sama" Kata Dhika. "Jangan dhik gak usah kalo nanti kamu malah bertengkar sama orang tua kamu mending gak usah biarin aja gakpapa kok" Kataku. "Yah na, aku udah pernah bilang kok ke orang tua aku, dan aku sering ceritain kamu ke orang tua aku, tapi orang tua aku enggak marah dia malah seneng ya walaupun sedikit ada debat tentang pindah agama itu" Seru Dhika. "Yaudah deh Dhik jangan bahas ini dulu, aku kan baru pulang masa aku udah pusing mikirin ini" Kata ku mengalihkan pembicaraan. "Hahaha okedeh na, besok mau berangkat jam berapa ketempat kerjaan barunya? mau dijemput gak?" Kata Dhika yang sudah agak santai. "Emmm boleh jam 8 udah jemput aku, yaudah yuk kita pulang udah malem, ntar mama ngomel-ngomel" Kataku. Dan kita pun menuju kerumah. "Selamat malam Diana sayang, cie besok anak mama udah jadi arsitek baru" Kata mama yang membuat ku tertawa saat aku baru sampai di rumah. "Ih mama apasih biasa aja kali haha" Kataku kembali. "Tadi abis kangen-kangenan sama Dhika ya? sampe lupa pulang gini" Kata mama. "Hahaha mama, biasa kan anak muda" Kataku. "Yaudah mulai sekarang lupain aja dia kamu harus fokus ke pekerjaan kamu yang baru dan cari pasangan yang se'iman' tapi walaupun nanti kalian udah engga jadi pasangan lagi, jangan berantem, harus saling kontak2an juga" Kata mama yang sebenarnya tidak membuat ku sedih. "Iya ma aku ke kamar ya capek banget" Kataku kemudian. "Yaudah Goodnight sweetheart" Kata mama. Setelah aku menuju ke kamar, aku segera ke kamar mandi. Setelah selesai mandi aku melihat beberapa pesan singkat masuk di handphone ku. Ternyata Adel memberikan ku pesan singkat seperti ini. "Dianaaaa i miss u, gimana nih kabar lu, masih sama dhika kan aduh kalian awet banget ya. Berhubung lu udah pulang dari Australia sempetin kerumah ya gue ya, gue mau ngenalin suami baru gue haha" Wow Adel sudah menikah, cepat sekali. Kemudian aku membalas pesang singkat Adel "Hai Adel i miss u too, cepet banget lu udah nikah hahaha, yaudah besok abis gue dari kantor gue, gue sempetin kesitu deh" Itulah balasan pesan singkat ku ke Adel. 'Tok tok tok' "Morning sweetheart cepet bangun udah ada yang jemput buat ke kantor baru tuh" Sepertinya itu suara mama. "Yaudah suruh tunggu aja ma." Kata ku. Kemudian aku segera mandi dan merapikan diri. Ketika aku turun menuju tempat makan, aku melihat orang asing di ruang tamu, apakah dia yang menjemput ku? Kemudian aku segera memberi pesan singkat ke Dhika "Dhika, kamu jadi jemput aku gak?". Kemudian aku makan sambil menanyakan siapa yang diruang tamu itu kepada mama. "Ma, itu siapa ya? itu yang jemput aku?" Kata ku kepada mama. "Iya itu nanti kamu kenalan aja sama dia, dia yang bakal gantiin Dhika" Kata mama. Yaps sepertinya mama benar-benar tidak ingin lagi aku bersama Dhika. Ketika aku mengecek Handphone ku tak kunjung ada balasan dari Dhika. Yasudahlah kalau nanti aku tidak mengikuti mama yang ada aku hanya terpusingkan oleh masalah itu. "Yaudah deh ma aku berangkat ya dadah mama" Kataku untuk pamit ke mama. "Yasudah hati-hati ya nak" Kata mama. Kemudian aku segera masuk kedalam mobil orang asing ini. "Hai" Kata orang asing itu. "Hai juga" Kataku. Kemudian orang asing itu diam, tapi setelah aku melihatnya, aku merasa dia bukan orang asing, sepertinya aku mengenalnya. HAPPPP ini Raffi, iya dia Raffi. "Fi?" kataku untuk memastikan kalau dia Raffi. "Iya, na?" Kata lelaki itu. "Lu Raffi? serius lu Raffi?" Kataku yang sedikit terkejut. "Iya na. gue Raffi, Gue kira lu lupa sama gue eh ternyata masih inget haha" Kata Raffi. Bisa-bisanya aku bertemu dengan Raffi lagi dan kenapa mama bisa mengenal Raffi. Mama kenal Raffi dari mana ya. "Fi, kok lu bisa kenal sama nyokap gue, lu kenalan dimana?" Kataku yang terlalu 'kepo'. "Iya na, ternyata nyokap kita itu temenan, terus gue denger kalo kita itu mau dijodohin, jadi pas lu pulang dari Australia kita udah harus udah bisa pacaran" Kata Raffi. Aku hanya diam dan memikirkan enak saja mama ingin begitu, dulu Raffi pernah menyakitiku dan sekarang aku harus berpacaran dengannya. YAPS I Can't. Lebih baik aku bersama Dhika sekalipun aku harus bermasalah dengannya. Kemudian Handphone ku berbunyi ternyata ada telefon dari Dhika dan aku segera mengangkat telefon itu. "Na maaf ya aku gak jadi jemput, aku baru bangun jangan marah ya" Kata Dhika. "Iya gakpapa dhik, lagi juga aku udah mau sampe kok ini" Kataku. "Yaudah Have fun ya sayang" Kata dhika dan kemudian dia langsung mematikan handphonenya. "Dhika ya na?" Kata Raffi. "Iya fi" kataku singkat. "Na udah lupain aja Dhika mending lu sama gue aja". Kata Raffi. Dan aku hanya mengdehem supaya Raffi tidak banyak bicara. "Oiya fi nanti lu jemput gue lagi apa engga?" Kataku. "Disuruh nyokap lu sih jemput lagi tapi kalo gakmau yaudah gakpapa" Kata Raffi. "Yaudah nanti jemput gue lagi ya sekalian temenin kerumah Adel dia nyuruh gue kerumahnya kemaren" Kataku. "Okedeh, yaudah semangat ya hari pertama kerjanya" Kata Raffi. Aku pun langsung meninggalkan Raffi. Sudah sore saatnya aku pulang. Ternyata Raffi udah menunggu di depan dan aku langsung memasuki mobil Raffi. "Capek ya? Kalo capek gausah kerumah Adel" Kata Raffi. "enggak kok gak capek mendingan lu temenin gue kerumah Adel" Kataku. Setelah sampai dirumah Adel. Ternyata sifat kita jika sudah bertemu masih sama seperti dahulu. Tetapi kemudian Adel bertanya "Na, lo udah gak sama dhika, gue kira lu kesini bakal sama dhika ternyata sama Raffi, apa lo bedua udah jadian?" Kata Adel. Tetapi aku dan raffi tidak menjawab. "Kenapa pada gak jawab? Yaudah deh gue gamau kepo" Kata Adel. Setelah berlama-lama dirumah Adel dan melihat suaminya yang baru. Aku memutuskan untuk pulang. "Del, gue pulang dulu ya" Kataku. "Oke makasih ya udah mampir" Kata Adel. "Nih del oleh-oleh dari Australia kemaren" Kataku. "Hahaha makasih na." Kemudian aku dan raffi pun pulang, dan selama diperjalanan kita tidak berbicara. Kemudian aku sampai dirumah dan Raffi cuman senyum. "Makasih fi" Kata ku. Lagi-lagi Raffi hanya tersenyum. Setelah aku dirumah dan dikamarku aku melihat handphone ku dan tidak ada pesan satupun dari Dhika, kemana Dhika. Kemudian aku segera memberinya pesan singkat tetapi pesan itu tidak bisa terkirim dan aku mencoba menelfonnya dia, tapi handphonenya tidak aktif. Sudah berbulan-bulan, Dhika sudah tak ada kabar lagi. Padahal dulu dia janji tetapi mengapa dia yang hilang. Kemudian aku menanyakan rumah Dhika ke Raffi. Raffi awalnya tidak mau memberikan dan kemudian dia mengantar ku kerumah Dhika sambil memberi tahukan kalau Dhika itu sebenarnya sedang sakit parah. Setelah aku mengetahui itu aku langsung cemas, mengapa Dhika tidak memberi tahukan kabarnya. "Na maaf ya kalo gue baru kasih tau sekarang sebenernya juga dari dulu dhika udah sakit-sakitan dan baru sekarang aja dia udah parah banget, gue gak ngebawa lu kerumah dhika tapi gue langsung bawa lu kerumah sakit tempat dia dirawat na". Kata Raffi. Kemudian sampailah aku dirumah sakit dan aku langsung berlari menuju tempat informasi untuk menanyakan tempat dhika dirawat. setelah aku tahu tempatnya aku langsung menuju ke kamar tempat dhika dirawat. Setelah aku masuk ke kamar Dhika, Dhika pun terkejut atas kedatanganku. "Na maafin aku ya kalo aku gak kasih tau kamu sebelumnya, maafin aku juga kalo aku gabisa nepatin janji aku ke kamu maaf banget ya na" Kata Dhika sambil meneteskan air mata dan memegangku erat sekali. "Maaf nak, kamu diana yang sering diceritakan Dhika ya?" Kata seseorang ya menurutku itu adalah Mama Dhika. "Iya tan aku diana" Kataku. "Terimakasih ya sudah membuat hari-hari anak saya jadi bahagia karena kamu" Kata Mama Dhika. "Tan, itu biasa aja kok tan" Kataku dan kemudian Mama Dhika langsung memelukku. "Yaudah Tante akan memberikan waktu untuk kalian berdua berbicara". Kata Mama Dhika dan langsung meninggalkan ku bersama Dhika. Aku langsung duduk disebelah kasur dhika. Dhika hanya memegangi tangan ku sangat kuat dan kemudian dia tertidur sambil memegang tangan ku. Aku pun juga ikut tertidur tetapi aku mendengar suara *nettttttttt* Aku langsung terbangun dan Dhika sudah melepaskan tangan ku. "Dhik? Aku tau kamu masih hidup dik" Kataku sambil mengoyangkan badannya agar dia bangun. Tetapi Dokter pun masuk dan berbicara kalau Dhika sudah tidak ada di dunia ini lagi. Ternyata Ada kertas diatas meja yang isinya untukku. isi surat itu adalah "Na, sekali lagi maafin aku yang gak bisa nepatin janji aku ke kamu, tapi sebenernya aku sayang banget sama kamu, maafin juga aku gak kasih tau kamu kalo aku sakit, lebih baik kamu cari yang baru yang enggak penyakitan kaya aku. Aku sayang sama kamu walaupun nanti kita udah di dunia yang berbeda kamu tetep dihati aku, I Love you and Good bye na." Itulah isi surat itu dan aku pun langsung meneteskan air mata dan mama dhika langsung berbicara kepadaku "Nak, ikhlaskan Dhika ya jangan sedih lagi, tante yakin disana nanti dia masih memikirkan kamu kok dia masih menjaga kamu tante yakin" Kata mama dhika yang kemudian memelukku. "Na jangan sedih ya na maafin gue juga kalo gue baru ngasih tau tentang semuanya, Dhika bakal sama lu terus kok na" Kata Raffi. Emm...Good bye Dhik Tenang disana ya, and you're always in my heart. TADAAAAAAAAA selesai ceritanya-_- hoah capek endingnya lagilagi sedih++meninggal udah kayak film 'pupus' gitu lagi haha :---D thx for read this.